Hipakad Sebut Wastafel Sesuai Protokol Area Institusi Pendidikan


Mashuri.CO.ID|  Tebingtinggi
Kurva penekanan infeksi Virus Corona (Covid-19) di Tebingtinggi, Sumatera Utara terus ditekan.

Lewat penerapan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS), Pemerintah Kota terus menggalakkan cara mencuci tangan dengan sabun di air yang mengalir sebagai cara efektif untuk mencegah infeksi virus.

Bagi orang dewasa, cuci tangan tidak hal yang sulit untuk dilakukan, termasuk pelajar SLTP dan SLTA dan sederajat lainnya.

Berbeda dengan anak anak kategori pelajar tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan dan Sekolah Dasar (SD).

Bagi tenaga pendidik untuk mengatur anak usia dini tidak hal yang mudah. Perlu kesabaran tinggi dan ketersediaan sarana pendukung cuci tangan seperti Wastafel atau jenis lainnya.

Kendati diprediksi murid masuk sekolah pada Juni mendatang, kebutuhan itu direspon Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tebingtinggi, Drs H Pardamean Siregar MAP.

Dua pekan terakhir, gagasan program wastafel sudah berjalan hampir disetiap sarana SD, SLTP dan SLTA.

Langkah Integrasi Kadisdik direspon ketua Himpunan Putra Putri Keluarga Angkatan Darat (Hipakad) Tebingtinggi, Abdul Toni Nainggolan Selasa(11/5/2019).

Kendati masih menunggu kebijakan Pemerintah Pusat, Toni akrab disapa Ucok Golan menegaskan, penganggaran dan peruntukan wastafel menjadi cara terbaik untuk memutus mata rantai Covid-19 di lingkungan sekolah.

Karena Protokol kesehatan Covid-19 dianggap Ucok menjadi acuan, saat kebersihan tangan menjadi hal penting mencegah penularan lewat sentuhan menjelang proses belajar mengajar.

” Wastafel salah satu jawaban atas kekhwatiran orangtua ditengah pandemi. Cuci tangan efektif dilakukan saat anak kita masuk sekolah, saya yakin Kadisdik sangat memahami kondisi ini,” ucapnya saat bincang bincang bersama JOnews.id di seputar Jl.13 Desember.

Ucok menegaskan, diharapkan pembangunan Wastafel diselaraskan dengan kapasitas murid. ” Akan sulit menerapkan Sosial Distancing, jika wastapel hanya 1 unit saja, volumenya bisa ditambah diberbagai titik lingkungan sekolah,” paparnya.

Dukungan Orang Tua Murid

Endang (35) Ibu rumah tangga warga Jl. Kol Yos Sudarso menilai, pembuatan wastapel merupakan sarana pendukung PHBS untuk menekan laju penyebaran Covid-19.

Dirinya meminta agar kesabaran tenaga pengajar dapat lebih ditingkatkan, begitu juga ketersediaan sabun yang harus dijaga.

” Kita meminta Kadisdik, agar tenaga pendidik dihimbau lebih bersabar menghadapi anak sekolah saat hendak mencuci tangan, kebutuhan sabunnya jangan sampai kurang,” sebutnya.

Gagasan Kadisdik soal wastapel cuci tangan di setiap sekolah dianggap Ali (56) orangtua Krisna di Kawasan G. Leuser sebagai program mendukung Tim Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19.

” Sulit mengendalikan ribuan murid untuk cuci tangan ke Toilet, jika ada wastafel menjadi cara tepat dan tidak ribet bagi murid untuk cuci tangan pakai sabun sebelum belajar, terapkan Protokol Covid-19, agar anak kita merasa aman dan nyaman,” harap Ali.(mnl)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.