63 Surat Suara Pilgubsu Mengalami Kekurangan Di Tebing Tinggi
TEBINGTINGGI,MI, Usai melakukan penyortiran, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Tebingtinggi hanya kekurangan 63 surat suara Pilgubsu 2018, Minggu (10/6/2018).
Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua KPU Kabupaten Tebingtinggi, Abdul Khoir yang diwakili oleh Komisioner Divisi Program dan Data, Ridwan Napitupulu dengan didampingi Komisioner Divisi Teknis Wal Ashri di kantor KPU Kabupaten Tebingtinggi Jalan Rumah Sakit Umum Kota Tebing Tinggi, dalam rangka presstour Kelompok Kerja (Pokja) Wartawan Unit KPU Sumut monitoring surat suara Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara (Pilgubsu) pada 27 Juni 2018.
"Dikotak tertera 104.471 surat suara, namun yang kami terima berjumlah 104.508. Setelah dilakukan penyortiran, kami dapati surat suara rusak sebanyak 100 lembar sehingga disini hanya kekurangan sebanyak 63 surat suara," ungkapnya.
Ridwan menjelaskan bahwa ke-100 lembar surat suara yang dinyatakan rusak tersebut keseluruhannya disebabkan oleh noda tinta.
"Kita tidak mau dibilang telah menandai surat suara agar masyarakat memilih salah satu Paslon tersebut sehingga kita memutuskan untuk menyatakan bahwa surat suara itu masuk dalam kategori rusak dan sudah kita sampaikan kepada KPU Sumut," jelasnya.
Ridwan menyebutkan bahwa pihaknya tidak menemukan kesulitan dalam menghitung DPT lantaran bisa berpatokan dari DPT Pilkada Tunggal tahun lalu.
"Tahun lalu itu DPT berjumlah 106.940, nah tahun ini setelah kita data berjumlah 101.736, sementara jumlah TPS tahun lalu itu ada 289 dan sekarang berjumlah 407 TPS," kata Ridwan.
Menurutnya, sebelum pelaksanaan Pilgubsu dimulai, pihaknya telah menghimbau agar masyarakat melakukan perekaman di Disdukcapil.
"Jadi kalau sudah melakukan perekaman, Disdukcapil bisa mengeluarkan surat keterangan yang dapat dibawa masyarakat saat hari pencoblosan," kata Ridwan.
Disinggung mengenai warga binaan Lapas Tebingtinggi, Ridwan menyebutkan dari 1200 orang, sekitar 300 warga binaan yang asli warga Tebingtinggi sudah diakomodir.
"Sisanya bukan warga Tebingtinggi, jadi kita sudah himbau dengan pihak lapas untuk menghubungi keluarganya karena mereka memakai A5 untuk mencoblos. Ini sangat menyulitkan karena ada rasa peduli dan tidak peduli dari warga binaan, namun walaupun begitu tetap kita akomodir agar dapat mencoblos," sebut Ridwan.
Tidak ada komentar