"Mau Proyek Harus Ada Uang"
Foto : PROYEK Balai Kartini hingga April 2018 belum dikerjakan juga meski dana rekanan sudah banyak ditarik.
TEBINGTINGGI I EXPOSE.WEB.ID
Proyek Balai Kartini di Jalan Gn. Leuser, Kel. Tj. Marulak, Kec. Rambutan yang pelaksanaannya multi year, ternyata banyak memakai dana rekanan, bahkan meski proyek itu belum dikerjakan. Pada 2018, proyek lanjutan yang menelan dana hingga Rp19,5M itu, sudah ada dana rekanan yang dipakai mencapai Rp300 juta lebih.
Informasi yang berkembang, Rabu (18/4), ada sejumlah rekanan yang sudah dijanjikan mendapatkan proyek itu, telah mengeluarkan dana besar untuk itu. Salah seorang rekanan, dikabarkan sudah menyetor dana hingga Rp260 juta. “Iya kabarnya sudah ada rekanan yang menyetor Rp200 juta, tapi belakangan ternyata mencapai Rp260 juta, ke pejabat yang menangani proyek itu”, cetus sumber di Dinas PU Kota Tebingtinggi.
Selain itu, ada pula rekanan yang sudah menyetorkan dananya atas nama proyek Balai Kartini, namun belakangan dijanjikan mendapatkan proyek lain namun sampai berita ini di turunkan proyek tersebut belum jelas. Demikian pula dengan penggunaan dana-dana rekanan lain atas nama proyek yang hingga 2018 menelan dana hingga Rp33,5 M itu. “Kalau perhitungan kita dana yang sudah dipakai dari rekanan mencapai Rp300 juta lebih, meski proyek belum jalan”, ungkap sumber.
Selain itu, terungkap pula perilaku pejabat pemegang proyek (KPA) yang meminta dana tanda tangan sebesar dua persen dari jumlah proyek. “Bayangkan saja, sejak 2014 proyek bergulir itu masing-masing di minta oleh KPA uang teken. Hitung aja berapa yang mereka makan dari 2 persen itu”, ungkap rekanan.
Sebelumnya, salah satu LSM Kota Tebingtinggi telah melaporkan proyek itu ke Poldasu, karena diduga terindikasi korupsi. Dugaan korupsi itu terkait dengan rencana anggaran dana awal dengan dana yang tayang di LPSE. Juga adanya penghilangan item pengerjaan pada proyek, selain terjadinya pengubahan anggaran hingga tiga kali.(Mn)
Tidak ada komentar